Pacaran Setelah Menikah (Cerpen)

Pacaran Setelah Menikah (Cerpen)



Arya tertegun memandang wajah Arumi , wajah yang sederhana, namun sangat bersahaja, Arumi tidak terlalu cantik, wajahnya yang mungil, semua serba imut, Arumi, Mahasiswi baru di kampus itu, yang sedang menjalani masa orientasi, karena Arumi terlambat datang setelah istirahat Shalat dan makan siang, sesuai dengan perjanjian dia harus menerima sanksi dari senior, maka dia di hadapkan pada Arya seniornya,
“Assalamu’alaikum” Arumi mengucapkan salam sesampai di hadapan Arya, “Wa’alaikumsalam, ada apa Arumi?” tanya Arya , menyapa Mahasiswi baru yang menghadapnya, yang diketahuinya bernama Arumi dari kokarde yang tergantung di leher Arumi, “Saya terlambat datang setelah istirahat bang”, kata Arumi agak gugup, “Sebelum acara kemaren kita (Panitia dan Maba) sudah ada kesepakatan kalau terlam bat harus ada sangsi, Arumi ingat?” tanya Arya , “ingat bang”, jawabnya sopan. Arya memandang wajah mungil di depannya yang kelihatan ketakutan.”Jangan takut, abang tidak akan menghukum ,di luar kemampuan Arumi”. Kata Arya menghibur Arumi. “ Apa Hoby Arumi?” tanya Arya , “Baca Al-qur’an bang”, jawab Arumi, “Oh ya, abang suka, kamu bawa Al-qur’an?” tanya Arya lagi, “Ada bang, di dalam tas , tinggal di lokal” jawab Arumi lagi. “ Bisa jemput ?” tanya Arya, “Gak usah bang, saya baca yang hafal saja” kata Arumi yang hafiz Al-Qur'an itu, “Kalau abang yang menyebutkan surat dan ayatnya kamu bisa ?”, “Insya Allah bang”, jawab Arumi yang tamatan pesantren sambil menunduk.”Silahkan bacakan QS Al-Mukminun ayat 1-10” Perintah Arya, dengan fasih gadis imut itu membacakan surat yang diperintahkan, suaranya yang merdu membuat Arya terpana .

Seperti terbius Arya tidak mampu berkata-kata lagi, akhirnya dia mempersilahkan Arumi bergabung dengan Maba lainnya. Arya seperti di tampar, mendengarkan bacaan dan hafalan Al-qur’an yang di lantunkan Arumi di hadapannya. Dia begitu kecil , kemampuannya membaca Al-qur’an yang sangat rendah , membuatnya malu pada dirinya sendiri, boro-boro untuk menghafal, membaca Al-qur’an saja dia jarang. 

Gadis mungil itu sudah menyentakkan jiwanya yang gersang ,karena jarang disirami ayat Al-qur’an. Mulai saat itu dia bertekat akan meningkatkan ilmunya dalam membaca Al-Qur’an, dan akan menghafal ayat demi ayat. Dia sangat bersyukur bertemu Arumi, yang sudah membukakan pintu hatiinya. Untuk mempelajari Al-Qur’an.

Arya juga masuk forum Study Islam, untuk memperdalam ilmunya dalam hal agama, semakin hari semakin bertambah pengetahuan agamanya, semakin kecil dirinya di hadapan Allah, semakin takut Arya melakukan dosa, tidak di sangka pertemuannya dengan Arumi betul-betul membawa rahmat baginya, dia tidak berniat untuk pacaran, walaupun pada umumnya temannya punya pacar, dia tidak mau berkhalwat, dia takut pada Allah.

Sampai penyelesaian Arya mampu mempertahankan prinsipnya itu, menjelang wisuda Arya sudah mulai merintis usaha, di bidang keahliannya Desain Grafis, Usahanya pengadaan spanduk, undangan dll .Setelah wisuda Arya tidak mengenal nganggur, dia sudah ada usaha, tinggal mengembangkan, karena Arya pandai bergaul dan banyak kenalan, usahanya maju pesat.

Setelah usahanya maju, dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya, setiap hari di sisihkannya keuntungan dari usahanya, untuk memberangkatan Ayah dan Bundanya Umrah , walaupun orang tuanya tidak pernah meminta, sebab orang tuanya pun seorang ASN, tapi Arya tetap ingin memberangkatkan orang tuanya Umrah dengan uangnya sendiri, dia ingin berbakti pada orang tuanya.

“ Nak, simpanlah uang mu itu, biar Ayah dan bunda pergi dengan uang tabungan bunda ” kata bunda Arya padanya, waktu Arya memaksa membayarkan uang umrah orang tuanya. Arya tidak mau, “Arya sudah niatkan uang ini buat ongkos umrah Ayah Bunda” jawabnya, yang membuat bundanya gak bisa menolok lagi. “Arya, bunda ingin pula menimang cucu, seperti teman-teman bunda, apa lagi yang kamu tunggu, usaha sudah ada, kuliah sudah selesai” , kata bundanya, Arya hanya tersenyum.
Sepulang orang tuanya umrah, Arya bicara terus terang pada mereka , di ruang keluarga rumahnya saat mereka berkumpul “ Bunda , Arya mengenal seorang gadis, dia adik tingkat Arya, Arya suka padanya, tapi dia belum tentu suka pada Arya, dia gadis yang baik, tidak pernah kelihatan berduaan dengan laki-laki, dia seorang hafizah”. Kata Arya menceritakan Arumi , “Arya berani, mengatakan padanya langsung?” bunda Arya menanggapi, “Kalau Arya yakin dia Gadis yang baik , bunda akan melamarkan dia untukmu, tanyalah padanya apa dia bersedia, jangan lupa tanya orang tuanya, siapa dan dimana alamatnya, biar bunda dan Ayah datang ke rumahnya”, tukas bunda Arya bersemangat, “baik bun” jawab Arya tidak kalah semangatnya.

Arya datang ke kos Arumi, peraturan di kos Arumi, tamu laki-laki hanya sampai di teras luar, “Arumi, ada yang mencari “ ,ibu kost memanggil Arumi yang sedang membuat tugas kuluiah di kamarnya. Arumi bergegas ke luar, di lihatnya Arya sudah duduk di bangku yang memang sudah disediakan untuk tamu. “Assalamu’alaikum” kata Arya, “Wa’alaikumsalam, apa kabar bang?, “ tanya Arumi bengong, karena baru kali ini Arya datang ke kostnya. “bisa Abang bicara sebentar?” kata Arya.“Tentang apa bang ?” Arumi balik bertanya, dia tampak gugup, belum pernah dia di datangi laki-laki selama ini, apa lagi yang datang laki-laki yang selama ini dia kagumi , karena keshalehannya .” Orang tua abang ingin kenalan dengan Arumi, boleh?” kata Arya bertanya, “tapi tidak di sini, orang tua abang ingin datang ke rumah Arumi,sekalin bertemu dengan orang tua Arumi, apakah Arumi bersedia?”tanya Arya lagi ,yang membuat gadis itu tertunduk malu, tapi hatinya berbunga-bunga dia mau sekali, Arumi tidak menjawab , dia hanya mencatatkan alamat rumahnya di kampung dan nomor WhatsApp nya . “ini alamat rumah saya bang, saya pulang sabtu besok, kalau ragu nanti bisa hubungi nomor saya ini” kata Arumi tidak berani menatap Arya.

Hari minggu Arya dan keluarganya berangkat ke kampung Arumi, bemodalkan google map Arya dan keluarga mencari alamat yang di catatkan Arumi di sehelai kertas, sesampai di simpang empat, Ayah Arya seperti mengingat sesuatu, waktu kuliah dulu dia pernah ke sini, ada mantan pacarnya di sana, namanya Lastri, Karena sudah memasuki kampung , tidak terbaca lagi oleh google map, Arya menghubungi nomor WA Arumi, rupanya mereka sudah dekat, “Abang lihat ke kiri , ada rumah cat orange itu rumah Arumi”, kata Arumi membalas chat Arya.

Mereka sampai di halaman rumah besar berwarna orange, sepertinya Arumi anak orang kaya, Arya jadi ragu, apa orang tua Arumi mau menerimanya sebagai menantu .tapi Arya menguatkan hatinya, dia yakin betul dengan ketentuan Allah, kalau jodohnya pasti orang tua Arumi menerimanya.Arumi sudah menyambut di pintu pagar, mobilnya di parkir di dalam saja bang, Arumi membukakan pintu pagarnya lebih besar lagi.

Ayah Arya melihat sekeliling, “rasa-rasanya dulu di sini lokasi rumah Lastri, tapi rumahnya rumah kayu,” katanya dalam hati, sedang dia mengingat-ingat masa lalunya, tau-tau di depannya sudah berdiri Ibu dan Ayah Arumi , Ayah Arya kaget, Ibu Arumi tidak kalah kaget, mereka saling terdiam dan akhirnya, “Eh Pak Arman , apa kabar kata bu Lastri , menyapa Ayah Arya , mereka bersalaman, yang lain hanya bengong, terutama bunda Arya dan Ayah Arumi, “Ayah kenal sama Ibu Arumi?” Arya memecah ketegangan antara mereka. “Kami teman sama kuliah “ , kata bu Lastri .
Orang tua Arya menyampaikan maksud kedatangan mereka berkunjung ke rumah Arumi, orang tua Arumi menyetujui, karena Arumi sudah cerita tentang Arya sebelumnya. 
Tidak menunggu lama, Arya dan Arumi menikah. Walaupun Arumi belum selesai kuliah, Arya tetap mensuport istrinya untuk menyelesaikan kuliah, mereka pacaran setelah menikah, pacaran yang halal.

-----------

CERPEN By Rita,S.Ag


Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar