Sifat Malu Nabi Muhammad Rosululloh shallallahu 'alayhi wa sallam

Sifat Malu Nabi Muhammad Rosululloh shallallahu 'alayhi wa sallam


Bab Keempat
Pasal Sifat Malu Nabi Muhammad Rosululloh shallallahu 'alayhi wa sallam
Rosululloh shallallahu 'alayhi wa sallam adalah seorang yang bersifat malu, namun pada tempatnya. Diperumpamakan oleh para perowi hadits, sifat malu beliau melebihi seorang gadis yang dipingit di dalam rumahnya.
Beliau menghindari untuk mengungkapkan secara terus terang sebagian hal yang kurang pantas diucapkan, melainkan dengan kinayah (kata sindiran) yang dapat difahami. Seperti ucapan beliau:
"jika bertemu dua khitan" sebuah kinayah dari "berhubungan badan"
Jika hendak buang air, Rosululloh shallallahu 'alayhi wa sallam menjauh dari keramaian dan pandangan orang, tidak terlalu mengangkat pakaiannya hingga dekat dengan tanah agar aurotnya tidak tersingkap dan tidak pula menghadap kiblat (saat buang air).

End

*catatan penulis:

Perangai beliau shallallahu 'alayhi wa sallam dalam sifat malu mudah-mudahan kita dapat meniru, dengan petunjuk dari guru yang memiliki sanad (rantai) ilmu sampai Rosululloh shallallahu 'alayhi wa sallam tentunya.





*catatan penggubah



Seringkali orang salah paham antara malu dengan minder, di Ma'had Nurul Haromain Pujon, abi Ihya' sangat membedakan antara malu dengan minder atau rendah diri. Untuk melatih para santri agar tidak minder, maka sholat fardlu selalu di-imami oleh para santri dan abi Ihya' sebagai Pengasuh Ma'had selalu menjadi ma'mum.

Bentuk WC di Ma'had Nurul Haromain Pujon tidak ada yang menghadap kiblat, semua di desain menghadap selain kiblat supaya para santri terbiasa buang hajat tidak menghadap kiblat.

_____

Mandhumah Asy-Syamail An-Nabawiyyah

Untaian Mutiara Perangai Nabi Yang Mulia

Dikumpulkan Oleh:

Muhammad Ja'far bin Abu Bakar

(Alumni Ma'had Nurul Haromain Pujon dan Alumni Ma'had Rusyaifah Makkah alMukarromah)

Kitab ini mendapat sambutan baik oleh Abuya Dr. Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi alMaliki alHasani

(Pengasuh Ma'had Rusyaifah Makkah)

Abi na KH. Muhammad Ihya' Ulumiddin juga turut memberi pengantar, begitu pula Gus Idror bin Maimun Zubair



<< Kumpulan Artikel Perilaku Nabi Muhammad Rosululloh shallallahu 'alayhi wa sallam

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar